TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Letak lintang adalah suatu keadaan
dimana janin melintang di dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu
sedangkan bokong pada sisi yang lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih
tinggi daripada kepala janin, sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul.
Punggung janin dapat berada di depan (dorsoanterior), di belakang
(dorsoposterior) atau di bawah (dorsoinferior).
Letak lintang adalah suatu keadaan
dimana janin melintang di dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu
sedangkan bokong berada pada sisi yang lain. Letak lintang merupakan salah satu
malpresentasi janin yang dapat menyebabkan kelambatan atau kesulitan dalam
persalinan. Letak lintang merupakan keadaan yang berbahaya karena besarnya
kemungkinan risiko kegawatdaruratan pada proses persalinan baik pada ibu maupun
janin.
Letak lintang adalah letak janin
dengan posisi sumbu panjang tubuh janin memotong atau tegak lurus dengan sumbu
panjang Ibu. Pada letak oblik biasanya hanya bersifat sementara, sebab hal ini
merupakan perpindahan letak janin menjadi letak lintang atau memanjang pada
persalinan.
Pada letak lintang, bahu biasanya
berada di atas pintu atas panggul sedangkan kepala terletak pada salah satu
fosa iliaka dan bokong pada fosa iliaka yang lain kondisi seperti ini disebut
sebagai presentasi bahu atau presentasi akromion. Posisi punggung dapat
mengarah ke posterior, anterior, superior, atau inferior, sehingga letak ini
dapat dibedakan menjadi letak lintang dorso anterior dan dorso posterior
B. Etiologi
Penyebab letak lintang adalah :
·
Dinding abdomen teregang secara berlebihan disebabkan
oleh kehamilan multivaritas pada ibu hamil dengan paritas 4 atau lebih terjadi
insiden hampir sepuluh kali lipat dibanding ibu hamil nullipara. Relaksasi
dinding abdomen pada perut yang menggantung akibat multipara dapat menyebabkan
uterus berali kedepan. Hal ini mengakibatkan defleksi sumbu panjang janin
menjauhi sumbu jalan lahir, sehingga terjadi posisi oblik atau melintang.
·
Janin prematur, pada janin prematur letak janin belum
menetap, perputaran janin sehingga menyebabkan letak memanjang.
·
Plasenta previa atau tumor pada jalan lahir. Dengan
adanya plasenta atau tumor dijalan lahir maka sumbu panjang janin menjauhi
sumbu jalan lahir.
·
Abnormalitas uterus, bentuk dari uterus yang tidak
normal menyebabkan janin tidak dapat engagement sehingga sumbu panjang janin
menjauhi sumbu jalan lahir.
·
Panggul sempit, bentuk panggul yang sempit
mengakibakan bagian presentasi tidak dapat masuk kedalam panggul (engagement)
sehingga dapat mengakibatkan sumbu panjang janin menjauhi sumbu jalan lahir.
C. Diagnosis
- Mudah ditegakkan bahkan dengan pemeriksaan inspeksi saja. Abdomen biasanya melebar kearah samping dan pundus uteri melebar di atas umbilikus
- Pemeriksaan abdomen dengan palpasi perasat leopold mendapatkan hasil :
-
Leopold 1 pundus uteri tidak ditemukan bagian janin.
-
Leopold II teraba balotemen kepala pada salah satu
fosa iliaka dan bokongpada fosa iliaka yang lain
-
Leopold III dan IV tidak ditemukan bagian janin,
kecuali pada saat persalinan berlangsung dengan baik dapat teraba bahu didalam
rongga panggul. Bila pada bagian depan perut ibu teraba suatu dataran keras yang
melintang maka berarti punggung anterior. Bila pada bagian perut ibu teraba
bagian – bagian yang tidak beraturan atau bagian kecil janin berarti punggung
posterior
- Pada pemeriksaan dalam teraba bagian yang bergerigi yaiti tulang rusuk pada dada janin diatas pintu atas panggul pada awal persalinan. Pada persalinan lebih lanjut teraba klavikula.posisi aksilla menunjukkan kemana arah bahu janin menghadap tubuh ibu. Bila persalinan terus berlanjut bahu janin akan masuk rongga panggul dan salah satu lengan sering menumbun (lahir terlebih dahulu) kedalam vagina dan vulva
D. Penatalaksanaan
Apabila pada pemeriksaan antenatal
ditemukan letak lintang, sebaiknya diusahakan menjadi presentasi kepala dengan
versi luar. Sebelum melakukan versi luar harus dilakukan pemeriksaan teliti ada
atau tidaknya panggul sempit, tumor dalam panggul, atau plasenta previa, sebab
dapat membahayakan janin dan meskipun versi luar berhasil, janin mungkin akan
memutar kembali. Untuk mencegah janin memutar kembali, ibu dianjurkan
menggunakan korset dan dilakukan pemeriksaan antenatal ulangan untuk menilai
letak janin. Ibu diharuskan masuk rumah sakit lebih dini pada permulaan
persalinan, sehingga apabila terjadi perubahan letak, segera dapat ditentukan
prognosis dan penanganannya. Pada permulaan persalinan, masih dapat diusahakan
mengubah letak lintang janin menjadi presentasi kepala asalkan pembukaan masih
kurang dari 4 cm dan ketuban belum pecah.
Pada primigravida, jika versi luar
tidak berhasil sebaiknya segera dilakukan seksio sesaria. Sikap ini berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
-
Bahu tidak dapat melakukan dilatasi pada serviks
dengan baik, sehingga pada primigravida kala I menjadi lama dan pembukaan
serviks sukar menjadi lengkap
-
Karena tidak ada bagian besar janin yang menahan
tekanan intra-uterin pada waktu his, maka lebih sering terjadi ketuban pecah
sebelum pembukaan serviks sempurna dan dapat mengakibatkan terjadinya prolapsus
funikuli
-
Pada primigravida versi ekstraksi sulit dilakukan.
Pertolongan persalinan letak lintang
pada multipara bergantung kepada beberapa faktor. Apabila riwayat obstetri yang
bersangkutan baik, tidak didapat kesempitan panggul, dan janin tidak seberapa
besar, dapat ditunggu dan diawasi sampai pembukaan lengkap untuk melakukan
versi ekstraksi. Selama menunggu harus diusahakan supaya ketuban tetap utuh dan
melarang ibu meneran atau bangun. Apabila ketuban pecah sebelum pembukaan
lengkap dan terdapat prolapsus funikuli, harus segera dilakukan seksio sesaria.
Jika ketuban pecah, tetapi tidak ada prolapsus funikuli, maka bergantung
tekanan dapat ditunggu sampai pembukaan lengkap kemudian dilakukan versi
ekstraksi atau mengakhiri persalinan dengan seksio sesaria. Dalam hal ini,
persalinan dapat diawasi untuk beberapa waktu guna mengetahui apakah pembukaan
terjadi dengan lancar atau tidak. Versi ekstraksi dapat dilakukan pula pada
kehamilan kembar, apabila setelah bayi pertama lahir, ditemukan bayi kedua
berada dalam letak lintang.
Pada letak lintang kasep, bagian
janin terendah tidak dapat didorong ke atas, dan tangan pemeriksa yang
dimasukkan ke dalam uterus tertekan antara tubuh janin dan dinding uterus.
Demikian pula ditemukan lingkaran Bandl yang tinggi. Berhubung adanya bahaya
ruptur uteri, letak lintang kasep merupakan kontraindikasi mutlak melakukan
versi ekstraksi. Bila janin masih hidup, hendaknya dilakukan seksio sesaria
dengan segera.
Versi dalam merupakan alternatif
lain pada kasus letak lintang. Versi dalam merupakan metode dimana salah satu
tangan penolong masuk melalui serviks yang telah membuka dan menarik salah satu
atau kedua tungkai janin ke arah bawah. Umumnya versi dalam dilakukan pada
kasus janin letak lintang yang telah meninggal di dalam kandungan dengan
pembukaan serviks lengkap. Namun, dalam keadaan tertentu, misalnya pada
daerah-daerah terpencil, jika dilakukan oleh penolong yang kompeten dan
berpengalaman, versi dalam dapat dilakukan untuk kasus janin letak lintang yang
masih hidup untuk mengurangi risiko kematian ibu akibat ruptur uteri. Namun,
pada kasus letak lintang dengan ruptur uteri mengancam, korioamnionitis dan
risiko perdarahan akibat manipulasi uterus, maka pilihan utama tetaplah seksio
sesaria.
ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE
PATOLOGI PADA NY.”M”
GESTASI 29 MINGGU DENGAN LETAK
LINTANG
No.
Register : 28 13 44
Tanggal
kunjunagn : 28 April 2012, pukul
09:30 wita
Tanggal
pengkajian : 28 April 2012, pukul
11:00 wita
Pengkaji : Sri Wahyuni M
Langkah 1.
Identitas data dasar
1.
Identitas
Suami/Istri
Nama : Ny.”M” / Tn. “G”
Umur : 34 Thn / 36 Thn
Nikah : ±9 Thn
Suku :Bugis / Bugis
Agama : Islam / Islam
Pendidiikan : S1 / S1
Pekerjaan : PNS / PNS
Alamat
: Jalan Bila Selatan
2.
Data
biologis/fisiologis
a.
Riwayat
kehamilan sekarang
-
GIVPIIA1
-
HPHT tanggal 8-9-2011,
HTP 15-6-2012
-
Ibu mengatakan gerakan
janinnya sudah dapat dirasakan sejak umur kehamilan 4 bulan
-
Ibu mengatakan
telah mendapat imunisasi TT sebanyak 2 kali
-
Ibu mengatakan perut sebelah kiri sering terasa
nyeri seperti ada tekanan dari dalam dan bila diraba sedikit menonjol,
sedangkan perutnya sebelah kanan sering terasa ada gerakan janin yang
menendang
-
Ibu mengatakan
tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan selama hamil kecuali resep dari dokter
dan pengetahuan dokter
-
Ibu mengatakan
cemas dengan kehamilannya
b.
Riwayat
kehamilan yang lalu
No.
|
Kehamilan
|
Persalinan
|
Nifas
|
|||||||
Thn.
|
Ke-
|
Jenis
|
Penolong
|
Perlangsungan
|
BB
|
JK
|
Perlangsungan
|
KU ibu/bayi
|
Lamanya
menyusui
|
|
1.
|
2005
|
I
|
spontan
|
Bidan
|
normal
|
2700
|
Lk
|
Normal
|
baik
|
2,3
thn
|
2.
|
2007
|
II
|
spontan
|
Bidan
|
normal
|
3100
|
Pr
|
Normal
|
baik
|
2
thn
|
3.
|
2009
|
III
|
Abortus
|
|||||||
4.
|
2011
|
IV
|
Hamil
saat ini
|
c.
Riwayat penyakit
yang lalu dan sekarang
-
Ibu mengatakan
tidak pernah menderita penyakit kardiovaskular,hipertensi,penyakit jantung
-
Ibu mengatakan
tidak pernah menderita penyakit diabetes dan penyakit asthma
-
Ibu mengatakan
tidak pernah menderita penyakit malaria, dan penyakit kelamin atau HIV/AIDS
d.
Riwayat
psikososial, spiritual, dan ekonomi
-
Hubungan
ibu,suami, dan keluarga baik
-
Pengambilan keputusan
adalah suami
-
Ibu dan keluarga
berharap dan selalu berdoa agar kehamilannya berjalan dengan normal
e.
Pemeriksaan
Fisik
1)
Keadaan umum
-
Penampilan ibu
baik, emosi stabil
-
BB sebelum hamil : 45 kg
-
BB selama hamil : 52 kg
-
Lila : 26 cm
2)
Kesadaran
komposmentis
3)
Tanda-tanda
vital
-
TD : 120/70 mmHg
-
N : 84x/m
-
S : 36.4ºC
-
P : 20x/m
4)
Kepala dan
rambut
-
Inspeksi : warna hitam,tidak rontok, dan tidak
kering
-
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
5)
Wajah
-
Inspeksi : tidak ada cloasma gravidarum
-
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
6)
Mata
-
Inspeksi : simetris kiri dan kanan
-
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
7)
Hidung
-
Inspeksi : simetris kiri dan kanan
-
Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan polip
8)
Mulut dan gigi
-
Inspeksi : bibir lembab tidak pecah-pecah, mulut
tampak bersih, tidak ada karies, dan tidak ada gigi yang tercabut
9)
Telinga
-
Inspeksi : simetris kiri dan kanan
10) Leher
-
Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
-
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar limfe
dan vena jugularis
11) Payudara
-
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, putting susu
terbentuk, areola tampak hiperpigmentasi
-
Palpasi :
tidak ada nyeri tekan
12) Abdomen
-
Inspeksi :
·
tidak ada bekas
operasi, tampak striae albicans, pembesaran perut tidak sesuai umur kehamilan
·
melintang, perut
membuncit ke samping
-
Palpasi :
Leopold
I : TFU 1jr bawah pst
Leopold
II : Kiri : Bulat, keras,melenting, Kanan
: Kurang Bulat, lunak, kurang melenting
Leopold III : kosong
Leopold IV : kosong
13) Ekstremitas
-
Atas : simetris kiri dan
kanan, tidak ada oedema
-
Bawah : refleks patella kiri dan kanan (+)
f.
Pemeriksaan
Laboratorium
·
HB : 11gr%
·
Albumin : negatif
·
Reduksi : negatif
Langkah II. Identifikasi
Diagnosa/Masalah Aktual
Ny.”M”
dengan GIVPIIA1, UK 29 Minggu
dengan kelaianan letak lintang
1.
GIVPIIA1
DS : ibu mengatakan hamil yang keempat
dan pernah mengalami keguguran 1 kali
DO :
-
tampak striae albicans
-
tampak perut membesar dan tonus otot tampak mengendor
-
teraba bagian janin saat dipalpasi
Analisa dan
interpretasi data
ibu menyampaikan bahwa ibu hamil
yang keempat, didukung dengan striae albicans dan tonus otot perut agak kendor
karena sudah mengalami peregangan sebelumnya.
(Sarwono, prawiharjo, ilmu kebidanan hal.186)
2.
Gestasi 29 Minggu
DS : Ibu mengatakan HPHT tanggal 8-9-2011
DO : TFU 1jr bawah pst
Analisa dan
interpretasi data
Dengan menggunakan rumus Neagle maka
dari HPHT tanggal 8-9-2011 sampai dengan tanggal 28-4-2012 maka gestasi 29
minggu (obstetri fisiologi, hal 162)
Apabila TFU tidak sesuai umur kehamilan menandakan bahwa kehamilan
berlangsung tidak normal (obstetric
fisiologi, hal 162)
3.
Letak lintang
DS : Ibu mengatakan ibu mengalami nyeri
tekan di perut sebelah kiri dan terasa gerakan janin di sebelah kanan.
DO :
-
Palpasi leopold
II, :
Kiri : Bulat,
keras,melenting,
Kanan : Kurang Bulat, lunak, kurang
melenting.
-
Leopold III dan IV Kosong
-
Auskultasi djj terdengar jelas pada kuadran kiri di sekitar
pusat, frekuensi 140x/menit.
Analisa dan
interpretasi data
Pada pemeriksaan abdomen, sumbu panjang janin teraba melintang, tidak
teraba “pole” pada pelvis inlet sehingga teraba kosong.(Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Hal. 197)
Langkah III.
Antisipasi Diagnosa/Masalah Potensial
Potensial
terjadi persalinan letak lintang
DS : umur kehamilan 7 bulan lebih
DO :
-
Leopold I : TFU 1jr bawah pst
-
Leopold II : Kiri : Bulat, keras,melenting, Kanan
: Kurang Bulat, lunak, kurang melenting
Analisa dan
interpretasi data
Prognosis
pada kehamilan letak lintang sangat dipengaruhi oleh riwayat pemeriksaan
kehamilan, kecepatan penegakkan diagnosa dan sarana-prasarana kesehatan yang
ada. Semakin lambat diagnosa letak lintang ditegakkan, maka kemungkinan bayi
akan tetap berada dalam posisi lintang pada saat persalinan akan semakin besar.(
http://abdi-midwife.blogspot.com/2011/11/asuhan-kebidanan-dengan-kelainan-letak.html)
Langkah IV. Tindakan Emergency/Kolaborasi
Kolaborasi
dengan dokter ahli kandungan untuk pemeriksaan USG.
Langkah V. Rencana Tindakan
Diagnosa :
Ny.”M” dengan GIVPIIA1, UK 29
Minggu dengan kelaianan letak lintang
Tujuan : Kehamilan tetap berlangsung normal hingga persalinan dimulai
Kriteria :
1.
Pembesaran perut sesuai dengan umur
kehamilan
2.
Kelainan letak lintang teratasi
3.
Ibu dapat beradaptasi dengan
kehamilannya yang letak lintang dan tidak merasa khawatir
TTV
normal
-
TD : 120/70 mmHg (normal 120/80mmHg)
-
N : 84x/m ( normal 60-80x/menit)
-
S : 36.4ºC (normal 36,5ºC
-
P : 20x/m (normal 18-24x/menit)
4.
Pergerakan janin
kuat dan teratur (1x dalam 1 jam, minimal 10x dalam 10 jam)
5.
DJJdalam batas
normal (120-160x/menit)
Intervensi
a)
Jelaskan tindakan yang akan dilakukan pada ibu
Rasional : dengan pemberian penjelasan tentang
prosedur yang akan dilakukan, maka ibu akan mengerti sehingga mau bekerja sama
dengan petugas kesehatan dalam melakukan tindakan pengobatan/pemulihan utamanya
dalam hal tindakan.
b)
Lakukan pemeriksaan fisik
Rasional : untuk mengetahui keadaan ibu secara
umum berdasarkan hasil pemeriksaan
c)
Jelaskan hasil pemeriksaan
Rasional : dengan memberikan penjelasan kepada
ibu tentang hasil pemeriksaannya,dengan begitu ibu akan mengetahui tentang
keadaannya
d)
Berikan HE pada ibu tentang gizi seimbang dan personal
hygiene
Rasional : dengan memberikan HE tentang gizi
seimbang dan personal hygiene pada ibu, maka ibu akan mengerti dan
memperhatikan gizinya serta kebersihan dirinya.
e)
Anjurkan pada ibu untuk tetap mengkonsumsi tablet Fe
Rasional : suplemen zat besi dapat membantu
meningkatkan kadar Hb ibu disamping intake makanan yang mengandung zat besi.
f)
Diskusikan tentang tanda-tanda bahaya dalam kehamilan
a)
Perdarahan jalan lahir
b)
Perdarahan disertai nyeri/tanda nyeri
c)
Terdapat perubahan/penurunan gerakan janin
d)
Timbul bengkak terutama pada wajah dan tungkai
e)
Penglihatan kabur
f)
Demam/panas tinggi
g)
Muntah terus-mennerus
h)
BAB lebih dari 4x dan cair
i)
Keluar air ketuban sebelum waktunya
Rasional : dengan memberitahu ibu tentang tanda
bahaya dalam kehamilan, ibu akan mengerti dan melakukan anjuran bidan/dokter
jika mengalami salah satu tanda bahaya (tidak terlambat dalam perjalanan, tidak
terlambat dalam pengambilan Keputusan, dan tidak terlambat dalam pengobatan)
g)
Anjurkan ibu untuk menghitung gerakan janin
Rasional : dengan menganjurkan ibu untuk
menghitung gerakan janinnya, ibu dapat mengontrol sendiri gerakan janinnya
h)
Siapkan fisik dan mental ibu dengan memberikan
konseling pada ibu bahwa walaupun letak janinnya tidak berubah(letak lintang)
tetapi persalinan dapat berlangsung normal asal bersalin di puskesmas/RS yang
memiliki peralatan lebih lengkap dan tenaga yang terampil.
Rasional : persalinan letak lintang dapat
berlangsung secara pervaginam,berbeda dengan presentasi kepala sehingga harus
dilakukan di puskesmas/RS yang memiliki peralatan lengkap dan ditolong oleh
tenaga kesehatan (bidan/dokter) yang terampil dalam pertolongan persalinan
letak lintang.
i)
Diskusikan tentang persiapan persalinan dan kelahiran
serta persiapan ibu jika timbul komplikasi
Rasional : hal ini akan membantu ibu agar siap,
terutama mengenai tempat persalinan, penolong persalinan, biaya yang disiapkan,
serta keluarga yang mendampinginya selama berada di RS/PKM dan juga yang akan
menjaga rumahnya. Ibu juga akan siap jika nantinya timbul komplikasi pada saat
persalinan/kelahiran
j)
Anjurkan ibu untuk datang kembali 1 minggu kemudian
Rasional : untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan janin serta
keadaan ibu dan mendeteksi adanya kelainan dalam kehamilan.
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE
PATOLOGI
PADA
NY.”M” GESTASI 29 MINGGU DENGAN LETAK LINTANG
No.
Register : 28 13 44
Tanggal
kunjunagn : 28 April 2012, pukul
09:30 wita
Tanggal
pengkajian : 28 April 2012, pukul
11:00 wita
Pengkaji : Sri Wahyuni M
A.
Identitas Data
dasar
Identitas suami/istri
Nama : Ny.”M” / Tn. “G”
Umur : 34 Thn / 36 Thn
Nikah : ±9 Thn
Suku :Bugis / Bugis
Agama : Islam / Islam
Pendidiikan : S1 / S1
Pekerjaan : PNS / PNS
Alamat
: Jalan Bila Selatan
B.
Klasifikasi data
1. Data Subjektif (S)
-
GIVPIIA1
-
HPHT tanggal
8-9-2011, HTP 15-6-2012
-
Ibu mengatakan
gerakan janinnya sudah dapat dirasakan sejak umur kehamilan 4 bulan
-
Ibu mengatakan
telah mendapat imunisasi TT sebanyak 2 kali
-
Ibu mengatakan perut sebelah kiri sering terasa
nyeri seperti ada tekanan dari dalam dan bila diraba sedikit menonjol,
sedangkan perutnya sebelah kanan sering terasa ada gerakan janin yang
menendang
-
Ibu mengatakan
tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan selama hamil kecuali resep dari dokter
dan pengetahuan dokter
-
Ibu mengatakan
cemas dengan kehamilannya
2. Data Objektif (O)
a.
Kesadaran ibu komposmentis
b.
BB sebelum hamil : 45 kg
c.
BB selama hamil : 52 kg
d.
Lila : 26 cm
e.
Palpasi Leopold
·
Leopold I : TFU 1jr bawah pst
·
Leopold II : Kiri : Bulat, keras,melenting, Kanan
: Kurang Bulat, lunak, kurang melenting
·
Leopold III :
kosong
§ Leopold IV : kosong
f.
Tanda-tanda
vital
-
TD : 120/70 mmHg
-
N : 84x/m
-
S : 36.4ºC
-
P : 20x/m
g.
Hb :
11gr%
3. Assesment (A)
Ny.”M”
dengan GIVPIIA1, UK 29 Minggu
dengan kelaianan letak lintang.
Potensial
terjadi persalinan letak lintang
4. Planning (P)
a)
Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan pada ibu
-
ibu mengerti dengan tindakan yang dijelaskan
b)
Melakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui keadaan
ibu secara umum berdasarkan hasil pemeriksaan
-
Pemeriksaan fisik telah dilakukan
c)
Menjelaskan hasil pemeriksaan
-
Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan
d)
Memberikan HE pada ibu tentang gizi seimbang dan
personal hygiene
-
Ibu telah mengerti tentang gizi seimbang dan personal
hygiene
e)
Menganjurkan pada ibu untuk tetap mengkonsumsi tablet
Fe selama hamil
-
Ibu bersedia mengkonsumsi tablet Fe selama hamil
f)
Mendiskusikan tentang tanda-tanda bahaya dalam
kehamilan
1.
Perdarahan jalan lahir
2.
Perdarahan disertai nyeri/tanda nyeri
3.
Terdapat perubahan/penurunan gerakan janin
4.
Timbul bengkak terutama pada wajah dan tungkai
5.
Penglihatan kabur
6.
Demam/panas tinggi
7.
Muntah terus-mennerus
8.
BAB lebih dari 4x dan cair
9.
Keluar air ketuban sebelum waktunya
-
Ibu mengerti dengan tanda-tanda bahaya tersebut
g)
Menganjurkan ibu untuk menghitung gerakan janin
-
ibu bersedia melakukannya
h)
Menyiapkan fisik dan mental ibu dengan memberikan
konseling pada ibu bahwa walaupun letak janinnya tidak berubah(letak lintang) tetapi
persalinan dapat berlangsung normal asal bersalin di puskesmas/RS yang memiliki
peralatan lebih lengkap dan tenaga yang terampil.
-
Ibu mengerti dengan hal tersebut
i)
Mendiskusikan tentang persiapan persalinan dan
kelahiran serta persiapan ibu jika timbul komplikasi
-
Ibu telah melakukan persiapan persalinan jika timbul
komplikasi